Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Masuknya islam di Indonesia, terkhusus di daerah Jawa tak lepas dari peran penting dakwah dari para Wali Songo pada abad ke 14. Walaupun penyebaran agama Islam di Jawa bukan hanya disebarkan oleh Wali Songo saja, tapi juga banyak orang yang menyebarkan agama Islam sebelum dan sesudah adanya para Wali Songo. Tapi yang paling berperan dengan penyebaran ajaran Islam di jawa adalah mereka para Wali Songo. Berkat dari kepandaian dari para Wali Songo, mereka bisa membuat dan mensisipkan agama Islam yang sesuai mindset dari para masyarakat Jawa dijaman dulu yang masih sebagian besar berkepercayaan dan berbudaya Hindu-Budha, tapi tetap tidak menyalahi ajaran agama Islam. Di era Wali Songo, bisa disebut juga masa berakhirnya dominasi Hindu-Budha di Indonesia. Tidak semua Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan menggunakan metode pendekatan seperti ini, beda Wali Songo, beda pula metode pendekatan yang mereka terapkan untuk menybearkan agama Islam agar tidak langsung ditolak oleh para masyarakat Jawa pada saat itu. Metode ini adalah metode yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Selain mensisipkan ajaran Islam dalam budaya (Islamisasi Budaya) mereka juga membuat budaya-budaya baru yang mengandung nilai-nilai Islam, seperti : Gamelan Sekaten (dari kata syahadatain), gapura masjid (berasal dari kata ghofura), baju takwo (dari kata takwa), dll. Tak heran, dari dulu (sejak adanya metode penyebaran agama Islam oleh Wali Songo seperti ini hingga sekarang muncul banyak Falsafah Jawa dalam Islam/ Falsafah Hidup kalau orang jawa biasa menyebutnya. Apa saja falsafah tersebut?
1. NGONO YO NGONO NING OJO NGONO
Maksudnya mengarahkan hidup ,agar bisa menyesuaikan diri,dan bisa ANGON MANGSA
,hendaknya dalam pergaulan bisa menempatkan ruang dan waktu.Jangan asal nyeplos (asbun) dan bertindak.
2. SEJE KULIT SEJE ANGGIT
Maksudnya setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda.
3. SEJE UWONG SEJE OMONG
Maksudnya
setiap orang berbeda apa yang dikatakan/ yang dipikirkan. Jadi dalam
hidup harus bisa menghargai dan mengerti terhadap orang lain,adalah
sikap hidup yang bijaksana. Orang lain memiliki kejiwaan yang patut
dipertimbangkan,sehingga dalam bergaul bisa KARYENAK TYASING(membuat
enak hati sesama/tidak menyakiti).
4. SANGKAN PARANING DUMADI
Maksudnya,
bahwa suatu sikap hidup yang bertujuan untuk mencari suatu kesempurnaan
hidup melalui PANGAWIKAN (ngelmu) sangkan paraning dumadi dan
manunggalih Kawulaning Gusti.Falsafah ini mengandung artian juga bahwa
manusia harus berhati-hati dalam menjalani hakekat hidup.
SUNAN KALIJAGA pernah memberikan pesan secara tersirat dalam sebuah tembang Dhandanggula,yaitu;
''urip iku neng donya tan lami...
upamane jebeng menyang pasar...
tan langgeng neng pasar bae...
tan wurung nuli mantuk...
mri wismane sangkane nguni...
ing mengko aja samar, sangkan paranipun...
ing mengko padha weruha...
yen asale sangkan paran duk ing nguni...
aja nganti kesasar...
Terjemahnya;
'' Dalam hidup di dunia ini tidak akan lama,ibarat manusia pergi ke
pasar,akan segera kembali ke rumah asalnya tadi, karena itu jangan
sampai ragu-ragu tehadap asal-usulnya, agar jangan sampai salah jalan''
Secara singkat, pesan ini mau menunjukkan bahwa di dunia ini hanya
sekedar mampir ngombe (singgah untuk minum), karena suatu saat akan
kembali kepada Tuhan.
5. MANUNGGALIH KAWULANING GUSTI
Falsafah
ini termasuk falsafah kunci dalam kehidupan manusia.Manusia harus
mendekatkan dirinya kepada Tuhan,manusia dan Tuhan haruslah
jumbuh.Manunggalih kawulaning Gusti akan menciptakan ketenangan batin
dan lewat inilah akhirnya ditemukan sebuah keharmonisan antara manusia
dengan Tuhan.
Tujuan
hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan.Namun,yang perlu diingat
bahwa Tuhan tetap Tuhan begitu pula manusia tetap manusia.
Manunggalih
Kawulaning Gusti merupakan suatu perwujudan sikap manembah.Manembah
adalah menghubungkan diri secara sadar,mendekat,menyatu dan manunggal
dengan Tuhan.Konsep ini berarti bahwa Tuhan bersemayam dalam diri
manusia.Menurut pandangan kejawen,pada hakekatnya,manusia sangat dekat
dengan Tuhan.Hanya karena ulah dan tindakan manusia itu sendiri,suatu
ketika,jarak antara Tuhan dan manusia menjadi sangat jauh atau ada
batasnya.Ini menjadi tugas manusia untuk senantiasa mendekat dan atau
menyatu dengan Tuhan agar mendapat anugerahNya. Manunggalih kawulaning
Gusti merupakan suatu pengalaman dan bukan suatu ajaran. Pengalaman ini
bisa terjadi secara subjektif atau dalam bentuk kolektif.Hal ini dapat
diperoleh melalui jalan laku konsentrasi,pengendalian diri,pemudharan
(kebebasan batin dari dunia inderawi),menguasai ngelmu sejati dan tahu
hakikat hidup.
6. MEMAYU HAYUNING BAWANA/KHALIFAH
Memayu
hayuning bawana berarti watak dan perbuatan yang senantiasa mewujudkan
dunia selamat,sejahtera dan bahagia. Seharusnya manusia berbuat untuk
kepentingan sesamanya dan orang banyak bukan didorong oleh keinginan
individual.Oleh karena itu,hendaknya manusia berperilaku ke arah
ketenteraman hidup dan bukan konflik terus menerus.Sikap dan perilaku
manusia Jawapun perlu dilandasi kehendak untuk menghiasi dunia dan bukan
merusak tatanan dunia.Ini artinya memayu hayuning bawana berarti juga
bagaimana manusia menjaga perdamaian dunia.
Walaupun
demikian, pengertian memayu hayuning bawana bukan berarti tidak hanya
tidak perang saja, atau kalau sekarang tidak hanya sekedar doktrin
politik luar negeri bebas aktif untuk menjaga perdamaian dan ketertiban
dunia. memayu hayuning bawana berarti lebih dari itu. Ini karena,memayu
hayuning bawana tidak lepas dari aspek kewajiban luhur dan sikap hidup
manusia.Hakekat hidup tidak akan lepas dari upaya berbuat baik terhadap
sesama.Sikap semacam ini,tergolong perilaku yang terpuji karena mampu
menghiasi dan memperindah dunia.Ketenteraman dan kedamaian adalah dasar
kemuliaan hidup,dunia sekitar manusia adalah ciptaan Tuhan yang patut
dihiasi dengan perbuatan baik.
7.SAK
BEGJA-BEGJANE UWONG KANG BEGJO,ISIH BECIK UWONG KANG ELING LAN
WASPODO(Sebaik-baiknya/sebahagia-bahagianya orang yang baik/bahagia
adalah orang yang selalu INGAT dan WASPADA)
Maksudnya
kita sebagai manusia diharapkan untuk selalu ingat dengan Sang Pencipta
saat kita masih dikaruniai kemampuan bernafas. Selalu SADAR DIRI bahwa
kita hidup bukan untuk di dunia saja tapi masih ada kehidupan yang kekal
setelah ini.Selain itu bahwa kita hendaknya selalu WASPADA dengan apa
yang akan terjadi. Jadi bisa diartikan,selalu siapkanlah hati untuk
menghadapi apapun yang terjadi. Janganlah terlalu gembira apabila ada
mendapat kebahagiaan, bukan berarti tidak boleh merasa senang tapi
janganlah terlalu larut dalam kebahagiaan sehingga melupakan siapa diri
kita. Juga ketika kita mendapat kesusahan, selalu siapkan mental bahwa
kehidupan tidak selalu dalam keadaan yang mapan,roda kehidupan berputar.
8.OJO DUMEH (jangan mentang-mentang)
Maksudnya
sekali berkuasa dan memiliki wewenang jangan sewenang-wenang
menggunakan yang dimiliki. Kekuasaan dan kewenangan yang diperoleh dari
yang lebih berwenang harus digunakan demi kepentingan orang banyak
dengan memperhatikan kepentingan dan perasaan orang lain. Orang yang
biasa sewenang-wenang dalam menggunakan kekuasaan dan kewenangannya,
akan dikucilkan dan bahkan dituntut secara hukum jika tidak lagi
memegang kekuasaan.
9.AJINING DIRI GUMANTUNG KEDALING LATHI
Maksudnya
bahwa penilaian seseorang terhadap orang lain tergantung kemampuannya
dalam mengolah perkataan. Lathi berarti lidah, kedal berarti gerak,
sehingga kedaling lathi berarti gerakan lidah atau dapat di artikan
sebagai ucapan yang keluar dari mulut seseorang. Ajining diri berarti
nilai keluhuran kepribadian atau martabat. Seorang yang berbudi pekerti
luhur selalu menjaga semua kata-kata yang diucapkan agar selalu sopan,
teratur, tidak menyakiti orang lain. Penilaian dari orang lain terhadap
seseorang akan banyak bergantung pada apa yang diucapkan. Orang selalu
berkata sesuai dengan fakta dengan cara yang sopan, tidak menyebabkan
orang lain tersinggung akan memiliki martabat yang tinggi di masyarakat,
sebaliknya orang yang sering berkata tidak benar akan direndahkan
martabatnya.
10.BISO RUMONGSO,OJO RUMONGSO BISO(Bisa merasa,tapi jangan merasa bisa)
Maksudnya
dalam hidup ini kita harus selalu dapat merasa dan menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam diri kita sehingga masih banyak yang perlu
dipelajari. Karena selalu ada orang lain yang lebih mampu. Kita
seharusnya mau belajar dari orang lain tersebut agar kita dapat menjadi
orang yang arif dan bijaksana. Sebaliknya jika seseorang telah merasa
bisa maka ada kecenderungan menganggap bahwa kemampuan orang lain masih
dibawahnya dan menganggap segala sesuatu gampang sehingga ada
kecenderungan kurang serius menanganinya. Dengan kata lain seseorang
yang 'bisa rumongso' akan cenderung rendah hati dan peka diri dengan
lingkungan, dengan demikian akan mudah diterima dan dihargai dalam
pergaulan. Sebaliknya orang yang 'rumongso bisa' akan cenderung sombong
dan sifat sombong akan mendatangkan perasan tidak senang pada orang
lain.
Berdasarkan dari beberapa contoh falsafah Jawa tersebut, jika kita lihat, baca, dan cermati segala yang terkandung didalam makna falsafah tersebut, semuanya sangat mengandung nilai-nilai ajaran / pendidikan Islam. Tidak hanya falsafah Jawa saja yang merupakan pedoman kehidupan bersama untuk masyarakat jawa pada khususnya dan untuk masyarakat Indonesia pada umumnya, tapi juga Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara Indonesia, didalam Falsafah Jawa dan Pancasila sangatlah kental dengan nilai-nilai islam yang terkandung didalamnya meskipun tidak banyak kita sadari sebelumnya. Tapi meski begitu, Pancasila dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia karena juga mencakup dan tidak menyalahi ajaran agama lain yang ada di Indonesia. Begitulah betapa pintar, kreatif, kompak, dan berhati-hatinya para pendahulu kita baik para Wali Songo maupun juga para pendiri bangsa kita, bangsa Indonesia sehingga mereka dapat membuat rumusan filosofi, dan dasar negara yang menurut saya tidak bisa dijumpai di negara lain manapun.
Dengan demikian, perlu kita percayai bahwa kalau para pendahulu kita, pendahulu bangsa Indonesia saja bisa memiliki pemikiran yang sangat bagus untuk dipakai para umat manusia hingga akhir zaman nanti, dan pemikiran yang sedemikian itu tidak akan ditemukan oleh orang-orang dinegara bagian manapun lagi. Kita harus bisa dan percaya bahwa kita bisa membuat bangsa ini besar dan disegani oleh dunia lagi. Hanya dengan doa & usaha kita mampu meraihnya bersama. Apakah mungkin itu bisa kita capai? mungkin saja. Yang terpenting itu bukan masalah BISA atau TIDAK BISA, tapi MAU atau TIDAK MAU. Kalau kita MAU, kita pasti bisa mendapatkan yang kita inginkan. Contoh : Kita mau jadi orang kaya dan sukses dunia akhirat, kita harus mau terus berdoa dan berusaha dengan terus belajar dan melatih diri kita sendiri untuk menghadapi permasalahan yang ada. Baik itu belajar dalam urusan dunia, juga belajar dalam urusan agama (Akhirat). Kalau kita saja tidak mau melakukannya, jangan harap kita bisa meraih segala hal yang kita inginkan. Percayalah, negara ini akan menjadi bangsa yang besar dan disegani lagi oleh dunia. Jadi kita harus terus mempersiapkan hal tersebut dengan sebaik mungkin, jangan hanya mengandalkan dan menuntut beberapa pihak saja untuk membuat bangsa ini besar dan maju, tapi dimulai dari diri kita sendiri dan kemudian dilanjutkan kita mengajak orang lain, dll. Jangan berkata "Apa saja yang sudah negara berikan kepadamu?" tapi Bicaralah "Apa saja yang sudah kamu berikan untuk negara ini?" sudahkah kau membuat bangga negara ini? Karena kalau kita tidak bisa mempersiapkan diri bahwa bangsa dan negara ini akan maju dan menjadi bangsa yang besar, nantinya kita akan menjadi SAMPAH MASYARAKAT !!! Yakinlah kita pasti MAU (bisa) karena kita? INDONESIA ! Siapa kita? INDONESIA ! Siapa kita? INDONESIA !
Keren kak:))
BalasHapusKeren kak:))
BalasHapusMANUNGGALIH KAWULANING GUSTI, manusia harus mendekatkan diri pada Tuhannya
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMantaab :)
BalasHapusbagus, semoga bermanfaat untuk org banyak
BalasHapusTerima kasih yang sudah komen, kritik dan saran anda sangatlah diperlukan untuk kemajuan saya. Salam Indonesia 🇮🇩🇮🇩🇮🇩
BalasHapusJoss bror hahahhaa
BalasHapus